Di atas balkon kampus negeri
Nian jauh jantung peradaban bersinar
Lampu-lampu kota gemerlapan
Petromakpun tak sungkan untuk bersinar
Purnama tak kunjung datang
Ada apa gerangan?
Agaknya rembulan tahu isi hatiku yang padam
Melihat bangkai birokrasi ditengah geliat globalisasi
Rembulan kan bersiteguh dengan pemikiran ini
Tak ada rembulan sebelum ada realisasi studi
Ironis
Bengis
Pesimis
Skeptis
Hingga apatis
Masihkah kalian hidup dalam paradigma borjuis?
Hegemoni sudah mengakar sampai bawah
Seluruh derita menjadi bayang-bayang ancam
Tak peduli ia militan,
Ia menentang
Ia terbuang
Ditengah keramaian
Kampus ini termarginalkan
Bagaikan malam di tengah raja siang
Derappun tak kentara wujudnya
Samar-samar suara bersahut-sahutan
Terdengar
Entah dari mana asalnya
Namun tak ada jawaban
Menunggu lima purnama yang tak kunjung bersinar
Purnama enggan diam
Karena peduli jadi bukti
Ayo berani!
Purnama menjawab
Akan kami sinari langkahmu perlahan
Demi keadilan diatas campur tangan tangan hitam
Purnama sekarang bersama kami
Melawan kebobrokan tirani
Hingga
akhirnya bertekuk lutut
Atau kelu kesah jadi ranah penantian
Tak perlu balasan
Lampu petromak jadi
alternatif pilihan
Tuk mengawal jalan pimpinan yang sudah tak karuan
Masihkah rembulan bersinar terang?
Sanggupkah kalian berjuang
23.30 17-04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar