Jumat, 27 Maret 2020

Purnama Enggan Diam


Melayang  imaji ini
Nian jauh jantung peradaban bersinar
Lampu-lampu kota gemerlapan
Petromakpun tak sungkan untuk bersinar

Purnama tak kunjung datang
Walau  badai menerpa pelan
Ada apa gerangan?

Agaknya rembulan tahu isi hatiku yang padam
Melihat bangkai birokrasi ditengah geliat  globalisasi
Rembulan kan bersiteguh dengan pemikiran ini
Tak ada rembulan sebelum ada realisasi studi


Ironis
Bengis
Pesimis
Skeptis
Hingga apatis
Masihkah kalian hidup dalam paradigma borjuis?

Hegemoni sudah mengakar sampai bawah
Seluruh derita menjadi bayang-bayang ancam
Tak peduli ia militan,
Ia menentang
Ia terbuang
Tersekap  persoalan ujung-ujungnya cari aman                                         

Ditengah keramaian
Kampus ini termarginalkan
Bagaikan malam di tengah raja siang
Derappun tak kentara wujudnya                                             
Samar-samar suara bersahut-sahutan
Terdengar
Entah dari mana asalnya
Namun tak ada jawaban

Menunggu lima purnama yang tak kunjung bersinar
Uang rakyat lenyap hingga pimpinan yang perlu dikirim ke kampung halaman

Purnama enggan diam
Derap bayang-bayang demonstrasi jadi waspada
Karena peduli jadi bukti
Ayo berani!

Purnama menjawab
Akan kami sinari langkahmu perlahan
Demi keadilan diatas campur tangan tangan hitam

Purnama sekarang bersama kami
Melawan kebobrokan tirani
 Hingga akhirnya bertekuk lutut
Dalam sujud diatas tanah yang suci                              

Akankah datang tangisan?                                        
Atau kelu kesah jadi ranah penantian
Tak perlu balasan
Lampu  petromak jadi alternatif pilihan                  
Tuk mengawal jalan pimpinan yang sudah tak karuan

Masihkah rembulan bersinar terang?
Sanggupkah kalian berjuang
Ayo Bangkit!!! Biar jadi pelecut dekan
Atau tanya saja  pada gedung yang tinggi menjulang.

23.30 17-04


Tidak ada komentar:

Posting Komentar